Yayasan SHEEP Indonesia

  • Beranda
  • Informasi
  • Bantuan
  • Area Anggota
  • Pilih Bahasa :
    Bahasa Arab Bahasa Bengal Bahasa Brazil Portugis Bahasa Inggris Bahasa Spanyol Bahasa Jerman Bahasa Indonesia Bahasa Jepang Bahasa Melayu Bahasa Persia Bahasa Rusia Bahasa Thailand Bahasa Turki Bahasa Urdu

Pencarian berdasarkan :

SEMUA Pengarang Subjek ISBN/ISSN Pencarian Spesifik

Pencarian terakhir:

{{tmpObj[k].text}}
Image of SEKOLAH DIBUBARKANrnLantas, Mau Apa?

Text

SEKOLAH DIBUBARKANrnLantas, Mau Apa?

Ign. Gatut Saksono - Nama Orang;

Memperluas sekolah sama-sama punya nilai yang merusak, dengan memperluas persenjataan. Demikianlah salah satu alasan dari Ivan Illich supaya sekolah dibubarkan saja. Sekolah telah menghasilkan diskriminasi, ada murid yang istimewa dan ada yang tidak. Sekolah mewajibkan semua orang harus belajar di ruang kelas, padahal pendidikan harus terjadi secara suka rela dan bebas. Murid-murid wajib mengikuti kurikulum sekolah, suka atau tidak suka terhadap mata pelajaran yang disodorkan olehnya. Sekolah telah menjadi satu-satunya lembaga yang berhak mengeluarkan ijasah. Semakin ijasah itu tinggi, entah siswa benar-benar mahir dan trampil atau menguasai suatu pengetahuan, semakin mereka mendapat jenjang yang tinggi di masyarakat atau di lembaga-lembaga pemerintah dan swasta.rnSekolah itu mahal, sangat diskriminatif, hanya anak orang kaya, pada umumnya, yang akhirnya bisa menyelesaikan jenjang sekolah yang tinggi. Lulusannya lebih berorientasi bekerja kepada-dengan sendirinya memperkuat-pemilik modal dan mitra (pelayan pada) pemilik modal tersebut, yakni pemerintah (baik di pusat maupun di daerah), dengan menjadi pegawai negeri di sebuah negara yang sudah terjajah oleh sistem ekonomi Neoliberalisme, seperti Indonesia.rnLulusan sekolah lebih berorientasi pada pencarian uang dan bajatan daripada untuk menjadi pejuang kemerdekaan bangsanya. Bahkan usaha menemukan keutuhan pribadinya sendiri dilupakan. Mereka cenderung meninggalkan akar-budayanya sendiri dan akibatnya banyak dari jiwa mereka mengalami kekosongan hidup. Hidup tanpa ideologi dan tidak berpijak pada realitas budayanya sendiri.rnPandangan Ivan Illich ini mendapat banyak kritik, tetapi sekaligus dukungan dari para pengamat yang peduli pendidikan di Amerika Serikat dan di tempat lain. Dengan membaca buku ini, kita akan mendapatkan keunggulan dan kelemahan pikirannya. Buku ini penting untuk dibaca para dosen, mahasiswa, dan pengamat serta pengambil kebijakan pendidikan.


Ketersediaan
6.SDB1My Library (Lemari C1 : kanan)Tersedia
Informasi Detail
Judul Seri
-
No. Panggil
-
Penerbit
New York : Ampera Utama., 2013
Deskripsi Fisik
vi + 194 hlm ; 21 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
978-602-98888-36
Klasifikasi
Politik
Tipe Isi
text
Tipe Media
Politik
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subjek
-
Info Detail Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
-
Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain

Lampiran Berkas
Tidak Ada Data
Komentar

Anda harus masuk sebelum memberikan komentar

Yayasan SHEEP Indonesia

Tentang Kami

Perpustakaan YSI dibuat menggunakan  SLiMS (Senayan Library Management System) yang memiliki banyak fitur yang membantu perpustakaan dan pustakawan dalam melakukan pekerjaannya.

Cari

masukkan satu atau lebih kata kunci dari judul, pengarang, atau subjek

Donasi untuk SLiMS Kontribusi untuk SLiMS?

© 2025 — Senayan Developer Community

Ditenagai oleh SLiMS
Pilih subjek yang menarik bagi Anda
  • Lingkungan
  • Politik
  • Video SHEEP
  • E-book
  • Barang
  • Produk SHEEP
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Pencarian Spesifik